Proses penganodaan alumunium adalah proses elektrolisa sehingga elektrolitnya adalah asam sulfat ( H2SO4 ). Benda dari logam alumunium itu dipasang pada kutub positif dan mengalami reaksi oksidasi permukaannya. Dengan demikian terbentuklah suatu lapisan oksida alumunium pada permukaan benda itu sehingga akan merupakan lapisan pelindung yang sekaligus berfungsi dekoratif.
Sebenarnya proses penganodaan tidak saja dapat dilakukan pada logam alumunium tetapi juga pada logam lain seperti : magnesium , seng , tembaga, perak dsb. Sekalipun demikian proses penganodaan alumuniumlah yang paling banyak dilakukan di industri.
Proses penganodaan alumunium pada prinsipnya berbeda dengan proses pelapisan logam. Pada proses penganodaan terbentuk suatu lapisan logam terendapkan logam, sehingga merupakan logam yang menyelubungi benda itu. Pada proses penganodaan benda dipasang pada kutub positif (anoda) sedang pada proses lapisan logam benda dipasang pada kutub negatif (katoda).
Teori terjadinya lapisan oksida
Dari reaksi oksida alumunium :
2 Al → Al2O3 dihitung bahwa massa alumunium setelah teroksidasi menjadi alumunium oksida bertambah banyak dengan 1.89 kali.Angka 1,89 disebut Angka Banding Optimal. Sesuai dengan hukum Faraday, 1 gram setara logam alumunium (8,99938 gr) akan teroksidasi menjadi 16,9935 gr alumunium oksida, jika dialiri arus sebesar 96,500 coulomb.Angka banding optimal ternyata diperoleh hasil rata-rata 14,3910 gr alumunium oksida atau angka banding optimal 1,60.Tidak tercapainya angka banding optimal 1,89 kemudian disebabkan daya hantar alumunium oksida sangat kecil sehingga memperbesar tekanannya. Dengan angka banding optimal 1,6 sudah diperoleh lapisan aluminium oksida yang memadai yaitu cukup banyak dan rapat pori – porinya. Konsentrasi dan arus memberi pengruh juga pada angka banding optimal ini.
Ternyata angka banding optimal munurun jika elektrolit di naikkan. Hal ini juga terjadi pada penganodaan Al. Pada umumnya penurunan angka banding optimal mempertinggi daya serap lapisan oksida tetapi memperkecil daya tahan terhadap gesekan. Percobaan – percobaan menunjukkan bahwa kedalaman lapisan oksida itu terserap zat – zat seperti air dan sulfat secara kimiawi. Jika pada penganodaan alumunium menggunakan larutan elektrolit yang melarutkan oksida logam tersebut, maka akan terbentuk lapisan oksida yang hampir tak berpori – pori dan tipis. Lapisan oksida ini disebut lapisan penghalang arus.
Sekali lapisan penghalang terbentuk, maka lapisan itu akan kian menebal, sehingga aliran listrok akan berhenti. Jika lapisan anoda banyak pori – porinya, maka hal diatas tidak akan terjadi, karena elektrolit akan mudah mencapai logam. Lapisan logam yang banyak pori – porinya itu ketebalannya hanya beberapa per puluhan mikrometer. Sekalipun sangat tipis. Dalam lapisan ini mungkin terbentuk lapisan penghalang arus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar